Friday, May 20, 2011

TEROBOZ

Terobos banjir di jalan pake gigi satu dan dua, sambil terus digas, biar air gak masuk ke knalpot terus mogok.

Buat pelajaran untuk perjalanan lain kali. Jadi tahu kenapa orang-orang lebih memilih berteduh di pinggir jalan atau di bawah jembatan. Ternyata sepanjang perjalanan air meluap hampir ke tengah jalan.

Dimulai dari sepanjang jalan Cihanjuang hujan gak begitu deras, sampai di jalan Cibabat, hujan mulai deras, tiba jalan pesantren macet karena ada perempatan plus banjir tapi masih setinggi tumit.

Terus ke jalan Rajawali di depan RS Rajawali lumayan macet, jalan banjir tapi masih bisa dilalui, tiba di pertigaan tempat Shelter TMB di terusan Rajawali menuju bundaran Cibeureum, lihat Shelter TMB runtuh, mungkin terbawa angin, di sekitar jalan tsb ranting-ranting pohon berserakan. Jalanan jd macet khususnya yg dari arah sebaliknya.

Tiba di bundaran Cibeureum keadaan memburuk, banjir dah lebih dari setumit, lalu lintas kacau meskipun lampu pengatur lalu lintas berfungsi dengan baik. Mulai memakai gigi dua atau satu. Setelah memasuki jalan Soekarno-Hatta mendekati perempatan Pasir Koja keadaan bertambah buruk. Antrian kendaraan parah, karena jalanan banjir sampai ke tengah jalan, terpaksa menyebrang ke arah sebaliknya menerobos arus lalu lintas yang lumayan sepi dan kering, tetapi ketika pas di perempatan Pasir Koja, air meluap deras sampai betis.

Ilustrasi Surat Pembaca "PR" 27 05 09 tentang shelter TMB.

Mulai deh pakai gigi satu sambil terus menerus digas. Lepas dari perempatan Pasir Koja, masih disuguhi banjir terus sampai Sumber Sari. Selebihnya aman...

Pasca kejadian itu rem motor belakang menjadi berderit, pijakan kaki menjadi goyang, oli di rantai menjadi aus, dan motor sulit distarter.

Ternyata hujan deras, banjir meluap, teuteup we motor mah buyudug.

No comments:

Post a Comment