Sunday, June 29, 2014

FOOD@HOLIC: Berbuka dengan Shawarma

Masih ingat adegan akhir Tony Stark mengajak makan shawarma kepada anggota Avengres lainnya setelah bertempur melawan tentara makhluk asing di film The Avngers 2012 lalu?

Pada bulan Ramadan ini teman-teman bisa menikmati hidangan shawarma di Bandung sebagai hidangan buka puasa, mari kita simak tulisan dari wartawati "PR" Endah Asih yang dimuat dalam rubrik FOOD@HOLIC, Pikiran Rakyat, Minggu 29 Juni 2014 berikut ini. Selamat membaca...

Endah Asih Lestari/"PR"
DI negeri asalnya, Timur Tengah, shawarma dijajakan sebagai makanan jalanan yang banyak disukai. Rasanya yang lezat dan gurih konon membuat banyak orang jatuh hati. Gizi yang lengkap -terdiri dari karbohidrat, protein hewani, dan protein nabati- membuat kehadirannya bisa menjadi camilan maupun hidangan utama (main course).

Di Feast Restaurant, Sheraton Hotel and Tower Bandung, shawar­ma yang juga dijuluki sebagai sandwich khas negeri padang pasir adalah menu unggulan yang bisa dicicipi tamu selama Rama­dan. Dengan display khusus seperti di negeri asalnya serta racikan tangan Chef Salehin, shawarma akan memikat lidah para tamu. ­Pemanggang vertikal yang digunakan membuat setiap irisan ­daging matang dan empuk saat digigit.

”Sekilas mirip dengan kebab Turki, tapi dari segi penyajian dan rasa agak berbeda,” kata Chef Feast Restaurant, Salehin, ketika ditemui di sela-sela Media Gathering She­raton Hotel and Tower Bandung, beberapa hari lalu.

Disajikan dengan porsi yang tidak terlalu besar, shawarma cocok untuk menjadi pa­ngan berbuka puasa. Juga terdapat beberapa ­topping yang bisa dipilih untuk menemani irisan daging. Misalnya letuce, tomat, paprika, yoghurt, saus sambal, zukini, dan beberapa jenis sayur dan saus lain. Zukini adalah salah satu jenis sayuran berwarna kuning yang memiliki bentuk seperti mentimun. Di ­negara lain seperti Prancis dan Inggris, zukini lebih populer ­disebut courgette.

Roti naan yang berasal dari India bagian utara, juga akan menjadi pembungkus shawarma yang membangkitkan cita rasa. Jika ­biasanya shawarma disajikan dengan dengan roti shamoli dan khubz (roti khas Arab), Chef Salehin lebih memilih roti naan ­karena rasanya yang gurih. 

Daging yang dipakai untuk membuat shawarma berbentuk lempengan silinder. Daging ini dipajang di depan pemanggang sehingga tamu bisa melihat langsung bagaimana juru masak membuat shawarma untuk mereka. Daging yang digunakan bisa berupa ­daging ayam, daging sapi, dan da­ging domba, tergantung pilihan tamu. Rasa gurih daging berasal dari minyak zaitun dan campuran bawang yang direndam sema­lam­an, sebelum dipanggang memutar.



Sajian buffet

Selain shawarma, berbagai sajian berbuka puasa yang lezat juga ditawarkan. Sebagai pembuka, ada sekitar lima puluh jenis takjil yang disajikan setiap hari. Mulai dari aneka kolak, manisan, keju, hingga kue-kue manis yang cantik dan lezat dari golo­ngan pan ­pastry, cake, hingga aneka pie.

Penyuka keju pasti akan terbuai dengan aneka keju dari manca­negara yang disu­guhkan. Beberapa varian keju yang dimiliki misalnya edam cheese, gouda cheese, goat cheese, dan livarot cheese.

Beberapa tenant buffet seperti barbeque, aneka mi kuah, serta aneka jenis asinan, salad, dan sushi akan menjadi sasaran empuk lanjutan dari perut yang telah belasan jam berpuasa. Semuanya bisa dikreasikan dan dicampurkan dengan topping pilihan masing-masing, sesuai selera. 

Meski didominasi oleh sajian western food, banyak juga makan­an tradisional dengan rasa yang ”nendang”. Untuk hida­ngan utama, ada beberapa olahan nasi seperti nasi uduk, nasi kuning, dan nasi biryani. Juga ada 16 macam pilihan sayur dan lauk pauk yang menggugah selera. 

Menurut Chef Salehin, olahan nasi dan berbagai makanan tradisional disajikan demi kedekatannya dengan lidah lokal. Lagipula, dia juga setuju, bahwa belum lengkap rasanya makan malam saat berbuka puasa jika tidak ada nasi. (Endah Asih/”PR”)***

No comments:

Post a Comment