Sunday, February 2, 2014

Buruh Pabrik Mattel

Asia merupakan tambang emas bagi perusahaan besar Amerika Serikat dan Eropa.

Untuk menghindari perserikatan dan biaya pengeluaran buruh yang tinggi di negara sendiri, mereka biasanya mengalihkan pabriknya di negara Asia karena hukum dan biaya pengeluaran buruh di negara-negara Asia tersebut benar-benar “fleksibel”.

Sebagai perbandingan biaya pekerja di Amerika minimum 8 dolar AS per jam, di Brasil 1,37 dolar AS per jam, di Cina dan beberapa negara di Asia hanya 5 dolar AS per hari! Bahkan kurang!

Untuk mengurangi ketidakadilan tersebut hukum Amerika Serikat menetapkan bahwa perusahaan Amerika yang menggunakan jasa “outsourcing” dari negara lain harus memberikan kesejahteraan serupa dengan para pekerja Amerika.

Dengan aturan tersebut beberapa perusahaan Amerika sebagian proses produksi dan tahapan perakitannya dibawa dan dilakukan lagi di negara sendiri dengan alasan perusahaan peduli akan kesejahteraan karyawan dan peningkatan ekonomi dari negara “outsourcing” .

Bahkan dengan peraturan baru yang melindungi pekerja dari perusahaan Amerika, kenaikan biaya produksi, transportasi, dan proses manufaktur di Asia, perusahaan Amerika masih tetap diuntungkan.

Contoh kasus Mattel yang sebagian besar memproduksi Hot Wheels-nya di Cina, Thailand, dan Malaysia. Menurut mereka negara-negara Asia tersebut dinilai mempunyai hukum perburuhan yang “fleksibel”.

Itu sebabnya perusahaan Amerika melakukan pusat produksinya di negara-negara tersebut untuk menekan biaya produksi dan menjual produknya kepada kolektor di seluruh dunia khususnya Amerika untuk mendapat keuntungan.

Pada Oktober 2013 ada laporan hasil penyelidikan dari CLW bahwa Mattel telah mengeksploitasi para pekerja di Cina melalui perusahaan lokal yang dikontraknya. Para pekerja tersebut bekerja selama 13 jam per hari dengan upah rendah dan fasilitas akomodasi seperti makanan serta tempat tidur yang tidak layak. Selain itu para pekerja tersebut tidak mendapatkan pelatihan dan perlindungan yang tidak memadai.

Nah, lain kali jika beli Hot Wheels atau Matchbox, atau produk apa pun dari Mattel, harap diingat bahwa mainan tersebut dibuat oleh buruh yang diperlakukan tidak adil yang tinggalnya jauh dari rumah kalian…Mungkin ini yang ingin disampaikan oleh "The French NGO ActionAid Peoples Solidarity-France", bagaimana tanggapan Paman Sam tentang hal tersebut?

ForKids. Atas: head office, bawah: bangunan pabrik.
Paman Sam Menjawab

Tulisan di atas seperti cerita stereotip tentang pabrik di Cina pada umumnya yang banyak mengeksploitasi anak, pembayaran upah yang rendah, jam kerja berlebih, dan fasilitas karyawan yang tidak layak.

Laporan penyelidikan dari China Labor Watch (CLW) pada September 2013 juga menunjukan hal yang sama.

Tapi apakah semua itu benar? Mungkin gak seluruhnya…Tulisan ini memang tidak update, diambil dari satu artikel pada Majalah Wizard November 2001 tentang pembuatan action figure di Cina.

Mungkin perusahaan mainan di Amerika selama ini sudah "gerah" dengan cerita klise ini, melalui majalah Wizard saat itu mereka berusaha membuktikan bahwa semua itu salah...

Dalam tulisan tersebut dijelaskan bahwa para pekerja di salah satu pabrik pembuat action figure di Cina yaitu ForKids bekerja sesuai jadwal, mereka bekerja selama 8 jam per hari selama 5 hari dalam seminggu dengan upah standar, kelebihan jam kerja dan lembur di akhir pekan akan dibayar 1,5 kali dari pembayaran reguler.

ForKids. Kiri: asrama karyawan, kanan: ruang santai yang rapih, bersih,
dan nyaman, jauh dari kesan tidak layak.
Bahkan pekerja lapangan bisa diangkat menjadi karyawan administrasi berdasarkan penilaian tertentu dari para senior. Selain itu ada fasilitas ruang santai untuk pekerja, di situ mereka bisa nonton TV, baca majalah di perpustakaan dan potong rambut.

ForKids. Perlengkapan keselamatan karyawan cukup memadai. Apakah 
mereka tampak seperti pekerja di bawah umur? Awet muda kali ya?
Pada akhir minggu para pekerja bisa liburan ke kota yang jaraknya hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit perjalanan.

Biasanya mereka menghabiskan waktu untuk berkaroke, makan di restoran, dan sebagainya.

Mereka rata-rata berasal dari daerah barat laut Cina yang asing terhadap budaya pop barat, akan tetapi mereka masih mengenal tokoh-tokoh terkenal seperti tokoh Disney, Pokemon, dan Looney Toones.

Selama bekerja di ForKids, mereka tidak diizinkan untuk mendapatkan produk yang diproduksi oleh pabrik tempat mereka bekerja dengan alasan kepentingan jaminan lisensi dan hak cipta produk.

Then and Now

Kabar 13 tahun lalu di atas cukup melegakan, jika memang demikian berarti membeli acion figure dan dicast bukan bentuk kesenangan di atas penderitaan orang lain, semua adil sesuai dengan kapasitas dan porsinya masing-masing.

Mungkin tidak semua pabrik rekanan lokal di Cina seperti ForKids, seiring dengan perkembangan ekonomi dunia khususnya Amerika yang tidak menentu, pabrik-pabrik yang bekerjasama dengan produsen mainan Amerika di Asia melakukan berbagai macam efesiensi semaksimal mungkin untuk menekan biaya produksi demi mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.

Diantaranya pabrik Dong Yao Toys Supplier Mattel di Nanhai yang melakukan efesiensi dengan tidak menyertakan kelengkapan keselamatan untuk pekerja seperti topi, masker, sarung tangan, dan lain-lain dengan alasan untung rugi.

Pabrik tersebut lebih mementingkan efesiensi daripada keselamatan pekerja. Sebagai contoh para pekerja di bagian pembersihan produk yang memakai bahan kimia seperti cat tidak dilengkapi dengan sarung tangan.

Padahal cat yang harus dibersihkan dari produk sangat susah dihilangkan dengan cara dicuci dengan air saja.

Seharusnya para pekerja tersebut memakai sarung tangan, namun kelengkapan itu sangat merugikan untuk proses produksi, karena bekerja dengan memakai sarung tangan akan membuat kagok dan bisa menyebabkan produk terkena bercak cat.

Dengan demikian produk yang tidak lolos Quality Control (QC) akan bertambah, memang setelah pihak pabrik membandingkan para pekerja bekerja tanpa dan dengan sarung tangan hasilnya jika memakai sarung tangan produk reject meningkat dan itu gak baik untuk keuntungan perusahaan.

Sangat disayangkan, semoga CLW bisa terus memantau agar semuanya sesuai prosedur.

Kalau semua berjalan baik mengumpulkan mainan untuk orang dewasa bukan termasuk "guilty pleasure" lagi 'kan? :D


Sumber: diterjemahkan dari T-Hunted, Brasil, berdasarkan laporan NGO China Labor Watch (CLW) pada bulan April sampai September 2013, dipublikasikan oleh the French NGO ActionAid Peoples Solidarity-France. Artikel Wizard November 2001 "Ancient Chinese Secret" oleh Zach Oat. Foto: Ho Bing-Tim.

No comments:

Post a Comment