Mattel mengalami penurunan penjualan sebesar 8% di pasar Amerika Serikat (AS) pada akhir kuartal 2014. Sedangkan di pasar dunia sebesar 9%. Ini mengejutkan mengingat Mattel masih mendominasi pasar mainan global.
Fakta menarik lainnya adalah penjualan boneka Barbie menurun sebanyak 15%, hal tersebut menandakan bahwa anak perempuan jaman sekarang telah berubah.
Produk remaja putri lainnya seperti boneka Monster High masih bagus di pasaran. Penurunan ini dipicu oleh anak-anak yang senang memilih handphone, tablet, dan video games sebagai teman bermainnya dibandingkan dengan membeli mainan tradisional.
Mattel telah mengantisipasi hal ini dengan merilis "Mega Bloks" untuk menyaingi LEGO, tapi 'gak berhasil. Mattel mencoba membidik target pasar orang dewasa melalui lini Matchbox pada 2015 disertai event dan promosi dengan target kolektor.
Brasil
Berdasarkan penelusuran toko-toko mainan gulung tikar, sebagian masih bertahan dengan penjualan yang rendah. Kini di beberapa tempat seperti cabang toko maianan asal AS, Hot Wheels dijual pada Hari Anal dan Natal saja, tidak sepanjang tahun seperti biasanya.
Terlalu dini untuk memprediksi apa yang akan terjadi di Brasil, dengan berubahnya orientasi anak dan krisis yang sedang berlangsung perubahan pasti akan terjadi.
Investor Mattel kecewa dan kehilangan banyak uang dengan krisis yang sedang berlangsung, tekanan datang dari AS sebagai "owner" terbanyak di perusahaan ini.
Mengingat Mattel memiliki banyak "owner" yang terdiri dari sejumlah investor yang berbagi keuntungan, maka susah mengambil kebijakan yang solid, perusahaan hanya bisa terus bertahan agar tidak bangkrut, sementara para "owner" mungkin akan mengalihkan uangnya pada perusahaan yang lebih mapan, jelas, dan menguntungkan seperti Apple atau Google.
Apa yang akan terjadi? Pengurangan karyawan? Menjual perusahaan? Berganti arah? Hanya waktu yang bisa menjawab...
Fakta menarik lainnya adalah penjualan boneka Barbie menurun sebanyak 15%, hal tersebut menandakan bahwa anak perempuan jaman sekarang telah berubah.
Produk remaja putri lainnya seperti boneka Monster High masih bagus di pasaran. Penurunan ini dipicu oleh anak-anak yang senang memilih handphone, tablet, dan video games sebagai teman bermainnya dibandingkan dengan membeli mainan tradisional.
Mattel telah mengantisipasi hal ini dengan merilis "Mega Bloks" untuk menyaingi LEGO, tapi 'gak berhasil. Mattel mencoba membidik target pasar orang dewasa melalui lini Matchbox pada 2015 disertai event dan promosi dengan target kolektor.
Brasil
Berdasarkan penelusuran toko-toko mainan gulung tikar, sebagian masih bertahan dengan penjualan yang rendah. Kini di beberapa tempat seperti cabang toko maianan asal AS, Hot Wheels dijual pada Hari Anal dan Natal saja, tidak sepanjang tahun seperti biasanya.
Terlalu dini untuk memprediksi apa yang akan terjadi di Brasil, dengan berubahnya orientasi anak dan krisis yang sedang berlangsung perubahan pasti akan terjadi.
Investor Mattel kecewa dan kehilangan banyak uang dengan krisis yang sedang berlangsung, tekanan datang dari AS sebagai "owner" terbanyak di perusahaan ini.
Mengingat Mattel memiliki banyak "owner" yang terdiri dari sejumlah investor yang berbagi keuntungan, maka susah mengambil kebijakan yang solid, perusahaan hanya bisa terus bertahan agar tidak bangkrut, sementara para "owner" mungkin akan mengalihkan uangnya pada perusahaan yang lebih mapan, jelas, dan menguntungkan seperti Apple atau Google.
Apa yang akan terjadi? Pengurangan karyawan? Menjual perusahaan? Berganti arah? Hanya waktu yang bisa menjawab...
No comments:
Post a Comment