Ujug-ujug ngidam ingin nonton film hibrida antara live action dengan animasi 2D, inget waktu SD nonton film jenis ini untuk pertama kali judulnya The Three Caballeros. Aneh, waktu itu malah kecewa nontonnya, karena ada unsur "manusia" di film kartun itu, padahal pingin banget nonton kartun full. Rada aneh melihat sesuatu yang gak lazim.
Beberapa lama kemudian dengar film jenis ini lagi judulnya Who Framed Roger Rabbit....Kesan pertamaku pasti meh, seperti yang ditonton waktu kecil....Antara satu dengan lainnya kok gak nyambung....Kurang selaras, dan berbagai keganjilan lainnya....Gak minat nontonnya, tapi lama kelamaan penasaran juga....Terlebih setelah lihat triler film Space Jam pada acara ulasan film di TV swasta.
Lihat Space Jam keren! Interaksi antara tokoh manusia dan kartun tampak selaras, nyaman saja lihatnya beda dengan film jenis ini yang saya tonton waktu kecil. Hmmm bagaimana dengan film Who Framed Roger Rabbit yang dibuat sebelum film Space Jam? Jadi pingin nonton, akhirnya setelah download kurang lebih tujuh jam hanya untuk ditonton kurang dari dua jam.....Yah gak mengecewakan! Keren...Asyik-asyik saja nontonnya :D
Film live action dan animasi 2 Dimensi (2D) adalah film yang mengkombinasikan aktor sungguhan dengan animasi, biasanya dalam hal interaksi.
Teknik ini berawal dari animasi pendek berjudul The Enchanted Drawing karya J. Stuart Blackton (1900) yang menceritakan dirinya sedang menggambar topi, botol wine, gelas, dan rokok di kanvas. Dia mengambil objek-objek yang dia gambar keluar dari kanvas menjadi objek sungguhan lalu mengembalikannya lagi ke dalam kanvas menjadi gambar kembali.
Setelah itu kreasi Winsor McCay berjudul Gertie the Dinosaur (1914) yang memperlihatkan seorang narator (aktor hidup) berinteraksi dengan lingkungan dan tokoh animasi yang bernama Gertie. Pada salah satu adegannya Gertie menangkap jeruk yang dilempar narator ke arahnya, jeruk sungguhan digantikan oleh jeruk animasi ketika lepas dari genggaman narator. Puncaknya narator tsb masuk ke dunia animasi lalu menunggangi Gertie. Ketika si narator sungguhan masuk ke dunia animasi narator tsb digantikan oleh versi animasinya.
Selain kedua film tsb, film bisu gabungan antara live action dan animasi 2D adalah Koko the Clown (1919-1920) produksi Max Fleisher dan film animasi pendek Alice Comedies (1920-an) produksi Walt Dsney yang bercerita tentang seoarang gadis kecil bernama Alice berinteraksi dengan karakter kartun.
Ketika film sudah bersuara, pada tahun 1940 Warner Bros membuat film kartun berjudul You Ought to Be in Pictures, dibintangi Daffy Duck dan Porky Pig, disutradarai oleh Friz Freleng. Film tsb bisa dipandang sebagai nenek moyangnya tokoh Roger Rabbit (1988). Lalu ada adegan menari antara Gene Kelly (aktor hidup) dengan Jerry Mouse (tokoh animasi) dalam satu scene pada tahun 1945.
Studio Disney telah memproduksi film live action yang dicampur dengan animasi 2D dalam beberapa filmnya antara lain:
- The Three Caballeros 1945, Donald Duck melompat-lompat dengan beberapa penari Amerika latin dan Aurora Miranda yang memberikan ciuman pada Donald.
- Song of the South (1946).
- So Dear to My Heart (1964).
- Mary Poppins (1971).
- Bedknobs and Broomsticks (1971).
- Pete's Dragon (1977).
- Who Framed Roger Rabbit (1988).
Dengan iklan promosi dan teknologi film Who Framed Roger Rabbit dan Space Jam mendapatkan kesuksesan yang luar biasa, beberapa film sejenis dari berbagai studio berusaha untuk mengikuti jejak kedua film tsb, diantaranya: Cool World da Looney Tunes: Back in Action, walaupun tidak ada dari keduanya yang mendapatkan kesuksesan setara dengan Roger Rabbit dan Space Jam.
Teknik kombinasi film hidup dan animasi dipakai juga untuk keperluan iklan khususnya yang ditujukan kepada anak-anak agar lebih menarik perhatian mereka.
Teknik Pembuatan
Pada dasarnya animasi yang digabung dengan live action dilakukan dengan beberapa cara. Misalnya dua film negatif (animasi dan live action) yang di print dalam satu film, yang lebih canggih lagi penggunaan printer optik atau kamera aerial image animation yang mampu membidik dalam posisi yang akurat.
Pada adegan di film Mary Poppins, mereka syuting live action dulu, dimana aktornya duduk di depan background berupa lukisan. Lalu pinguin ditambahkan pada proses editing dengan menggunakan cel transparan.
Dengan berkembangnya era efek digital, penggabungan antara film hidup dan animasi (2D dan 3D) menjadi hal yang biasa saja. Misalnya di film Star Wars dan Lord of the Rings beberapa elemen animasi ditambahkan di film itu yang hampir tidak dikenali sebagai animasi saking realistiknya. Karena tampilan elemen animasi itu tidak bergaya kartun.
Diterjemahkan dengan bebas dan sangeunahna dari wikipedia.
No comments:
Post a Comment