Ternyata Hell Cat sudah menemani She-Hulk sejak zaman Savage She-Hulk pada tahun 80-an ya....Anyway baca ulang komik "The Savage She-Hulk" era 80-an ini lumayan asyik, ada beberapa hal menarik yang dulu terlewat dan baru "ngeuh" pas baca untuk kali kedua.
Awal baca komik "The Savage She-Hulk" (TSSH) sekitar tahun 2000-an dalam format komik digital, kayaknya internet saat itu belum secepat sekarang, jadi untuk mendapatkannya penuh perjuangan, dilakukan diam-diam karena takut makan bandwith kantor hahaha, atas bantuan teman komik TSSH berhasil diunduh dalam waktu berminggu-minggu.
Pun setelah dibuka file-nya masih berupa hasil scan dari versi cetak, tampak kurang enak dilihat, bayangkan saja kualitas cetak komik tahun 80-an, efek ruster, bleeding edge, layout miring pas waktu scan, iklan-iklan mainan guram, teks geje, dan lain sebagainya, semuanya ada di situ.
Perjuangan tak kalah berat ketika membacanya di komputer hasil rakitan honor freelance di salah satu penerbit buku di Bandung, monitornya ukuran 15" masih model tabung, tak bisa lama-lama baca karena mata bisa berair, mesti sambil duduk dan di tempat itu pula sampai pinggang pegal-pegal hahaha....
Oleh karenanya jadi kurang fokus, hampir bisa dibilang bukan baca komik tapi cuma lihat gambar-gambarnya saja, pas masuk cerita yang sifatnya personal mengenai alter ego-nya yang bernama Jennifer Walter (Jen) langsung skip menuju adegan aksi She-Hulk melawan "Cacing Besi Raksasa" atau "Manusia Gajah" hahaha....
Kini zaman semakin maju, untuk mendapatkan komik digital relatif gampang dan cepat, kualitasnya pun lebih baik, termasuk komik TSSH 80-an yang telah di-remaster dalam bentuk digital, gambarnya tajam, warnanya bagus, dan teksnya layak baca.
Alhamdulillah membacanya juga nyaman, berkat laptop hasil freelance di salah satu penerbit Majalah olah raga digital saat ini bacanya bisa sambil duduk atau berbaring, bisa di mana saja selama ada colokan, bisa di teras, di kamar, di dapur, dan lain-lain cukup mobile serta portable hahaha....Cuma cari waktunya saja yang rada "ngehe".
Awal Mula
Marvel dalam Acknowledgement-nya menyebutkan bahwa She-Hulk adalah tokoh "bad girl" mereka, rupanya bukan hanya merujuk pada karakter She-Hulk yang beringas dan tempramen saja, namun penyataan tersebut disematkan pula pada tokoh alter ego-nya, Jennifer Walters.
Saya tak tahu apakah cerita TSSH merupakan representasi masyarakat Los Angeles (LA), Amerika Serikat pada tahun 80-an atau bukan? Apakah kehidupan Jen memang lumrah untuk ukuran masayarakat urban LA mereka saat itu? Dan masih banyak pertanyaan yang terlintas ketika membaca komik TSSH ini lagi.
Awalnya saya bersimpati kepada karakter Jennifer Walters karena sebagai pengacara muda dia terpaksa berurusan dengan mafia, suatu saat dia ditembak dari belakang sehingga luka parah, untung saja saat itu ada sepupunya bernama Bruce Banner (Hulk) sedang menemaninya.
Bruce Banner melakukan transfusi darah untuk menolong Jen agar selamat. Jen bisa sembuh namun transfusi darah itu menimbulkan efek samping yang bisa mengubah wujudnya menjadi She-Hulk.
Jen menyembunyikan perubahaan ini kepada khalayak termasuk Ayahnya Morris Walters seorang petugas hukum di kota LA. Hal tersebut menimbulkan kesalahpahaman, gegara teman baik Jen bernama Jill terbunuh dalam kecelakaan yang melibatkan She-Hulk yang bermaksud menolongnya, publik menuduhnya sebagai penjahat dan harus ditumpas.
Adik Jill bernama Danny "Zapper" Ridge menolong Jen dari incaran mafia yang memburunya dengan memberikan tempat perlindungan, tetiba sebuah robot kiriman mafia yang menyerupai She-Hulk mendobrak masuk dan hendak membunuh Jen, Zapper melawan tapi tak kuasa, dalam situasi itu Jen berubah menjadi She-Hulk.
Zapper adalah orang yang pertama yang mengetahui bahwa Jennifer Walters adalah She-Hulk dan kemudian menjadi kekasihnya. Singkat cerita dalam petualangannya Jen bertemu dengan pria lain bernama Richard Rory dan jatuh hati kepadanya.
Bukan Figur Teladan
Di sinilah awal mula saya mengetahui Jen adalah seorang "bad girl"-nya Marvel, Jen tinggal di rumah Ayahnya bersama Rory seorang pengangguran tanpa ikatan perkawinan, di waktu yang sama Jen menjalin hubungan dengan Zapper yang usianya lebih muda dalam wujud She-Hulk.
Ayah Jen tinggal di apartemen mewah milik kekasihnya Beverly Cross setelah ditinggal mati istrinya bernama Ann Elaine yang dibunuh mafia. Hubungan antara Jen dan ayahnya tidak baik, penyebabnya antara lain karena Jen membela warga yang terkena radiasi tower pemancar ironisnya tower itu sah dan legal keberadaannya secara hukum. Selain itu Jen membela Morbius yang dituduh sebagai pembunuh massal hal itu dinilai bertentangan dengan profesi Ayahnya sebegai penegak hukum.
Hubungannya sebagai She-Hulk pun bermasalah, Ayah Jen menganggap bahwa She-Hulk adalah seorang pembunuh padahal itu semua hanya kesalahpahaman yang belum ketemu titik temunya dan merupakan fitnah keji dari Bos Mafia yang belum terbukti kebenarannya.
Di sini tokoh Jennifer Walters atau She-Hulk dianggap tak bisa dijadikan "role model", malah Marvel selalu menempatkannya dalam situasi buruk, namun cerita TSSH bisa dijadikan cerminan bagi kehidupan pembaca dan bisa diambil hikmah, contohnya cerita yang melibatkan Tony Stark (Iron Man).
Marvel seolah ingin memberi pesan bahwa ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan bahkan di hadapan hukum demi menjaga perasaan dan kredibilats seseorang meskipun hal tersebut sangatlah buruk, hal itu yang tidak bisa dimengerti oleh Jen selaku pengacara yang sering menggunakan nalar dan logika.
Begitu fakta-fakta terungkap di luar sidang barulah Jen menyadarinya bahwa Tony Stark memang "mempunyai hati".
Cerita tersebut menjadi cerita favorit saya dalam komik TSSH dan merupakan cerita penutup dari issue Jennifer Walters vs. Mafia yang selama ini memburunya.
Serial Televisi She-Hulk
Disney+ berencana membuat serial televisi She-Hulk, saya rasa komik TSSH perlu ditinjau ulang dan dilakukan beberapa penyesuaian agar ceritanya sesuai dengan konteks zaman sekarang sehingga bisa ditonton dengan aman untuk semua kalangan.
Hal-hal tabu seperti praktek "kumpul kebo" dan jalinan asmara tanpa status yang jelas dengan banyak pria merupakan hal yang tabu di beberapa daerah.
Saya memang belum baca seluruhnya komik She-Hulk, baru TSSH saja, jadi anggap saja TSSH merupakan kesan pertama dari tokoh kesayangan saya setelah Hulk. Harapan saya Disney bisa memperbaiki hal-hal yang dianggap negatif di TSSH untuk tampil lebih positif di serialnya nanti.
Awal baca komik "The Savage She-Hulk" (TSSH) sekitar tahun 2000-an dalam format komik digital, kayaknya internet saat itu belum secepat sekarang, jadi untuk mendapatkannya penuh perjuangan, dilakukan diam-diam karena takut makan bandwith kantor hahaha, atas bantuan teman komik TSSH berhasil diunduh dalam waktu berminggu-minggu.
Pun setelah dibuka file-nya masih berupa hasil scan dari versi cetak, tampak kurang enak dilihat, bayangkan saja kualitas cetak komik tahun 80-an, efek ruster, bleeding edge, layout miring pas waktu scan, iklan-iklan mainan guram, teks geje, dan lain sebagainya, semuanya ada di situ.
Perjuangan tak kalah berat ketika membacanya di komputer hasil rakitan honor freelance di salah satu penerbit buku di Bandung, monitornya ukuran 15" masih model tabung, tak bisa lama-lama baca karena mata bisa berair, mesti sambil duduk dan di tempat itu pula sampai pinggang pegal-pegal hahaha....
Oleh karenanya jadi kurang fokus, hampir bisa dibilang bukan baca komik tapi cuma lihat gambar-gambarnya saja, pas masuk cerita yang sifatnya personal mengenai alter ego-nya yang bernama Jennifer Walter (Jen) langsung skip menuju adegan aksi She-Hulk melawan "Cacing Besi Raksasa" atau "Manusia Gajah" hahaha....
Kini zaman semakin maju, untuk mendapatkan komik digital relatif gampang dan cepat, kualitasnya pun lebih baik, termasuk komik TSSH 80-an yang telah di-remaster dalam bentuk digital, gambarnya tajam, warnanya bagus, dan teksnya layak baca.
Alhamdulillah membacanya juga nyaman, berkat laptop hasil freelance di salah satu penerbit Majalah olah raga digital saat ini bacanya bisa sambil duduk atau berbaring, bisa di mana saja selama ada colokan, bisa di teras, di kamar, di dapur, dan lain-lain cukup mobile serta portable hahaha....Cuma cari waktunya saja yang rada "ngehe".
Awal Mula
Marvel dalam Acknowledgement-nya menyebutkan bahwa She-Hulk adalah tokoh "bad girl" mereka, rupanya bukan hanya merujuk pada karakter She-Hulk yang beringas dan tempramen saja, namun penyataan tersebut disematkan pula pada tokoh alter ego-nya, Jennifer Walters.
Saya tak tahu apakah cerita TSSH merupakan representasi masyarakat Los Angeles (LA), Amerika Serikat pada tahun 80-an atau bukan? Apakah kehidupan Jen memang lumrah untuk ukuran masayarakat urban LA mereka saat itu? Dan masih banyak pertanyaan yang terlintas ketika membaca komik TSSH ini lagi.
Awalnya saya bersimpati kepada karakter Jennifer Walters karena sebagai pengacara muda dia terpaksa berurusan dengan mafia, suatu saat dia ditembak dari belakang sehingga luka parah, untung saja saat itu ada sepupunya bernama Bruce Banner (Hulk) sedang menemaninya.
Jill, sahabat Jen. |
Jen menyembunyikan perubahaan ini kepada khalayak termasuk Ayahnya Morris Walters seorang petugas hukum di kota LA. Hal tersebut menimbulkan kesalahpahaman, gegara teman baik Jen bernama Jill terbunuh dalam kecelakaan yang melibatkan She-Hulk yang bermaksud menolongnya, publik menuduhnya sebagai penjahat dan harus ditumpas.
Zapper. |
Zapper adalah orang yang pertama yang mengetahui bahwa Jennifer Walters adalah She-Hulk dan kemudian menjadi kekasihnya. Singkat cerita dalam petualangannya Jen bertemu dengan pria lain bernama Richard Rory dan jatuh hati kepadanya.
Rory. |
Di sinilah awal mula saya mengetahui Jen adalah seorang "bad girl"-nya Marvel, Jen tinggal di rumah Ayahnya bersama Rory seorang pengangguran tanpa ikatan perkawinan, di waktu yang sama Jen menjalin hubungan dengan Zapper yang usianya lebih muda dalam wujud She-Hulk.
Ayah Jen tinggal di apartemen mewah milik kekasihnya Beverly Cross setelah ditinggal mati istrinya bernama Ann Elaine yang dibunuh mafia. Hubungan antara Jen dan ayahnya tidak baik, penyebabnya antara lain karena Jen membela warga yang terkena radiasi tower pemancar ironisnya tower itu sah dan legal keberadaannya secara hukum. Selain itu Jen membela Morbius yang dituduh sebagai pembunuh massal hal itu dinilai bertentangan dengan profesi Ayahnya sebegai penegak hukum.
Morris, Ayah Jen. |
Di sini tokoh Jennifer Walters atau She-Hulk dianggap tak bisa dijadikan "role model", malah Marvel selalu menempatkannya dalam situasi buruk, namun cerita TSSH bisa dijadikan cerminan bagi kehidupan pembaca dan bisa diambil hikmah, contohnya cerita yang melibatkan Tony Stark (Iron Man).
Marvel seolah ingin memberi pesan bahwa ada sesuatu yang tidak bisa diungkapkan bahkan di hadapan hukum demi menjaga perasaan dan kredibilats seseorang meskipun hal tersebut sangatlah buruk, hal itu yang tidak bisa dimengerti oleh Jen selaku pengacara yang sering menggunakan nalar dan logika.
Jen dan Tony. |
Cerita tersebut menjadi cerita favorit saya dalam komik TSSH dan merupakan cerita penutup dari issue Jennifer Walters vs. Mafia yang selama ini memburunya.
Serial Televisi She-Hulk
Disney+ berencana membuat serial televisi She-Hulk, saya rasa komik TSSH perlu ditinjau ulang dan dilakukan beberapa penyesuaian agar ceritanya sesuai dengan konteks zaman sekarang sehingga bisa ditonton dengan aman untuk semua kalangan.
Hal-hal tabu seperti praktek "kumpul kebo" dan jalinan asmara tanpa status yang jelas dengan banyak pria merupakan hal yang tabu di beberapa daerah.
Saya memang belum baca seluruhnya komik She-Hulk, baru TSSH saja, jadi anggap saja TSSH merupakan kesan pertama dari tokoh kesayangan saya setelah Hulk. Harapan saya Disney bisa memperbaiki hal-hal yang dianggap negatif di TSSH untuk tampil lebih positif di serialnya nanti.
No comments:
Post a Comment