Doctor Damian, Margo, dan Ike Harris. |
The Eternals Karya Jack Kirby
Cerita dan gambar oleh Jack Kirby, volume 1 dan 2 dibuat pada tahun 1970-an, awalnya The Eternals merupakan cerita tersendiri lepas dari Jagat Marvel, namun seiring waktu The Eternals menjadi pondasi dasar bagi dunia Marvel yang dikenal sekarang, cerita saga ini bisa menghubungkan eksistensi dan keragaman tokoh-tokoh Marvel dalam satu kesatuan Universe.
Hubungan antara Manusia, Mutant, Inhuman, Deviant, Alien, dan kaum Demi God bisa ditelusuri melalui cerita The Eternals, tentunya melalui cerita-cerita komik yang telah diterbitkan Marvel setelahnya.
Sinopsis The Eternals
Doctor Damian dan Margo. |
Kaum Deviant yang tinggal di dalam perut Bumi merasa terancam dan berusaha menggagalkankannya, sementara umat Manusia tidak tahu apa-apa tentang hal ini kecuali ilmuwan bernama Damian dan putrinya yang bernama Margo.
Mereka mengetahui peristiwa ini dan terlibat di dalamnya saat melakukan penelitian artefak kuno di Pegunungan Andes bersama salah satu kaum Eternal bernama Ikaris yang saat itu menyamar sebagai manusia biasa bernama Ike Harris
The Deviant, The Human, dan The Eternal
Eksperimen Celestial. |
Kaum Deviant, Human, dan Eternal. |
The Eternal merupakan makhluk hasil eksperimen kaum Celestials paling sempurna, imun terhadap waktu dan kematian, mereka hidup terpisah dari makhluk Bumi lainnya.
The Deviant tinggal di dalam perut Bumi dan menciptakan alat-alat perang mutakhir, manusia mengetahui tentang makhluk-makhluk ini melalui peristiwa-peristiwa teror dan berbagai macam legenda tentang setan. Perkembangbiakannya cukup massive.
Lemuria, negeri para Deviant. |
Misalnya kemampuan terbang, bergerak dengan kecepatan tinggi, memanipulasi molekul menjadi wujud tertentu, dan lain sebagainya.
Tirani kaum Deviant. |
Misil Celestial. |
Alutsistanya lengkap mencakup pesawat terbang dan kapal selam berbahan logam, dengan sistem pertahanan tersebut mereka mampu menghancurkan peradaban manusia kuno yang ada di darat dan di lautan.
Manusia takluk dan diperbudak, tirani kaum Deviant ini berlangsung selama berabad-abad. Ketika pesawat Celestial berkunjung lagi ke Bumi, kaum Deviant menganggapnya sebagai ancaman terhadap kerajaan yang mereka bangun selama ini, mereka menyerang pesawat Celestial tersebut namun gagal.
Para Celestials membalasnya dengan meluncurkan satu misil yang hampir meluluhlantahkan semua kehidupan di muka Bumi termasuk wilayah yang ditinggali umat manusia, selain guncangan dari ledakan yang sangat dahsyat, misil itu mengakibatkan hujan, badai, dan angin topan. Gelombang lautnya banyak menenggelamkan pegunungan, kaum Eternal hanya bisa pasrah dan tak bisa melakukan apa-apa, mereka mengamati peristiwa itu dari pegunungan tertinggi.
Peradaban kaum Deviant hancur. |
Sejak selamat dari peristiwa itu manusia mulai membangun peradabannya lagi di muka Bumi.
Sisa-sisa kaum Deviant kembali ke dalam perut Bumi dan memutuskan membatasi perkembangbiakan mereka dan menjadi tak lekang terhadap waktu melalui teknologi yang mereka ciptakan.
Kunjungan Celestial
Celestial di antara Bangsa Inca. |
Pertempuran Manusia, Eternal, dan Deviant. |
Mereka bahkan membangun landasan dan mesin pemandu untuk menyambut kedatangan para Celestial, namun sayang, saat ini bangunan dan peralatan tersebut terkubur oleh peradaban modern dan hanya menjadi artefak bagi manusia masa kini.
Ikaris yang menyamar sebagai manusia biasa bernama Ike Harris menyadari kunjungan Celestial berikutnya semakin dekat, dia turut serta dalam penelitian Doctor Damian dan Margo untuk menemukan artefak yang telah lama hilang.
Ajak. |
Begitu kedua belah pihak bertemu antara kaum Deviant yang dipimpin oleh Kro dengan Ikaris, Doctor Damian, dan putrinya Margo terjadilah pertempuran, Ikaris terlalu superior bagi pasukan Deviant, mereka berhasil dipukul mundur, kalah, dan melarikan diri ke tempat asalnya, bersembunyi di bawah permukaan tanah dan lautan.
Artefak berupa landasan dan mesin pemandu pun berhasil diaktifkan, begitu juga dengan para Eternal lainnya yang bertugas menjaga Artefak tersebut berhasil dibangunkan oleh Ikaris, mereka dipimpin oleh seorang Eternal bernama Ajak, Ajak mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan para Celestial.
Tak lama pesawat Celestial tiba di atas atmosfer di Bumi, misi mereka di Bumi dipimpin oleh salah satu Celestial bernama Arishem, para Celestial yang ukurannya setinggi gunung ini mendarat di Bumi dan melaksanakan tujuannya masing-masing.
Pesawat Celestial mendarat. |
Arishem mempunyai kru yang ukurannya sedikit lebih kecil dibandingkan dengannya, mereka disebut Host, para Host Celestial ini melakukan empat tahapan ekspedisi dalam kurun waktu tertentu, mereka bertugas untuk melakukan survey ke seluruh wilayah, mempelajari, dan meneliti tentang kondisi planet (Bumi) dari berbagai aspek lalu hasilnya dilaporkan ke pesawat induk di luar angkasa, Arishem yang tinggal di Bumi menunggu respon selanjutnya sekaligus betugas untuk melakukan ekseskusi hasil keputusan dari Pesawat Induk.
The Other Eternals
Doctor Damian memutuskan untuk tinggal dan meneliti tentang kebudayaan Inca lebih lanjut bersama Ajak, sementara Margo dan Ikaris mengamankan diri dari para Deviant menuju New York. Di sana mereka bertemu dengan Eternal lain bernama Sersi yang lebih senang tinggal bersama dengan manusia. Ikaris menitipkan Margo pada Sersi untuk diberi perlindungan terhadap serangan yang akan dilakukan oleh para Deviant.
Pasukan Deviant yang dipimpin oleh Kro menyerang kota New York, terjadilah kepanikan, Sersi sadar tidak bisa menghadapinya seorang diri, maka dia pun meminta bantuan kepada para Eternal lainnya melalui Makkari seorang Eternal yang super cepat.
Sementara itu Ikaris dan kepolisian New York sibuk melawan pasukan Deviant. Sayang, kali ini Ikaris berhasil dilumpuhkan dengan tembakan gadget kecil ke arah dahi sehingga kesadarannya menghilang, setelah itu dia dimasukan ke dalam kapsul lalu dibuang ke laut.
Sersi dan Margo dijadikan tawanan oleh Kro. Bala bantuan pun datang, pimpinan tertinggi Eternal bernama Zuras mengirim putrinya bernama Thena dan Makkari sebagai utusan untuk membantu mengamankan situasi di kota New York.
Kro dan pasukannya berhasil dilumpuhkan, Thena menuntut Kro agar Sersi, Margo, dan Ikaris dibebaskan dan bernegosiasi untuk tetap fokus terhadap persoalan yang sebenarnya yaitu para Celestial bersama-sama.
Serangan para Deviant tersebut menjadi fenomena bagi warga New York dan menjadi sensasi di berbagai negara melalui media.
Para Eternal dan Deviant yang selama ini sembunyi dan terlanjur menampakkan diri berusaha menjelaskan eksistensi masing-masing kepada umat manusia yang diwakili oleh mediator bernama Doctor Samuel Holden seorang ahli anthropology terkenal. Hal itu dilakukan untuk menghindari kepanikan, kesalahpahaman, dan perselisihan selama ini.
Histeria di seluruh negeri bertambah dengan penampakan para Celestial di seluruh negeri di antaranya Gammenon Celestial kuning yang bertugas mengumpulkan berbagai benih kehidupan di Bumi ke dalam wadah berbentuk bola.
Lalu Jemiah Celestial hijau yang bertugas mempelajarinya. Tefral Celestial yang mampu mendeteksi keberadaan semua kehidupan di Bumi walau sekecil apa pun itu. Semua penampakan tersebut membuat para penghuni Bumi reaktif.
The Fourth Host
Kunjungan Celestials ini dibagi menjadi empat tahap, masing-masing tahapan disebut Host, Host pertama dilakukan pada saat satu planet (Bumi) hanya dihuni oleh makhluk purba, jika mereka menemukan makhluk yang serupa dirinya maka dilakukanlah eksperimen.
Host kedua saat eksperimennya berhasil dan tumbuh kembang para Celestial datang lagi ke planet tersebut (Bumi) untuk medisiplinkan makhluk-makhluknya, kalau perlu dengan cara kekerasan, bentuknya bisa berupa pemusnahan masal suatu peradaban, contohnya peristiwa yang dialami kaum Deviant berabad-abad lampau.
Host Ketiga berupa Inspeksi dan Budidaya, kurang lebih seribu tahun lalu bangsa Inca mengalami tahap ini dan menganggap kunjungan mereka sebagai Dewa yang turun dari langit.
Kaum Eternal yang terdiri dari Zuras (bangsa Inca menyebutnya sebagai RedBeard) dan Ajak membantu menjelaskan serta memberikan pemahaman tentang para Celestial kepada bangsa Inca di Pegunungan Andes. Kejadian itu telah lama berlalu, manusia modern menganggapnya sebagai tahayul.
Host Keempat saat para Celestial mengamati makhluk yang berhasil bertahan hidup dari awal eksperimen lalu menilai perkembangan perilakunya dari zaman dahulu sampai saat ini dan memutuskan untuk melakukan tindakan selanjutnya terhadap semua makhluk hasil dari eksperimennya selama ini, tahap itu disebut "The Day of Alpha".
Semua tahapan itu berlaku untuk semua planet yang dikunjungi oleh para Celestial, di tahap akhir ini grup Celestial yang menangani planet tertentu berkumpul dan mengirimkan pesan hasil penelitian mereka ke pesawatnya di luar angkasa dan menunggu respon dari pesawat induk berupa kilatan seperti sinar laser raksasa beraneka ragam diiringi suara menggelegar yang sanggup menggetarkan jiwa bagi orang yang melihatnya.
Setelah menerima pesan dari pesawat induk, para Host yang telah menunaikan tugasnya menghilang dari Bumi, kecuali pemimpin mereka yaitu Arishem yang tetap tinggal di Bumi selama 50 tahun sampai putusan "The Day of Alpha" diberlakukan. Apabila Bumi selama 50 tahun tersebut masih "kacau" dan tidak sesuai dengan apa yang para Celestial harapkan mereka akan membinasakannya. Masa penungguan itu bisa dibilang sebagai Masa Penghakiman Bumi.
Panik di Bumi
Selama menunggu keputusan Arishem selama 50 tahun, Kro membujuk Thena untuk bersatu dan menjalin hubungan diplomatik antara kaum Deviant dan Eternals, Kro mengundangnya ke negeri para Deviant di bawah permukaan laut.
Peristiwa tersebut mempertemukan Thena dengan seorang Deviant petarung tangguh tak terkalahkan yang wujudnya persis manusia dia dijuluki The Reject dan seorang Deviant merah berwujud monster namun baik hati bernama Karkas.
Ketiganya kelak akan membantu manusia menghadapi kekacauan yang disebabkan oleh kaum Eternal jahat dan para Deviant.
Semantara itu Ikaris tetap menjalin hubungan baik dengan manusia melalui Margo dan Doctor Samuel, mereka diundang ke tempat tinggal kaum Eternal di puncak gunung tertinggi bernama Olympia.
Dalam perjalanannya Margo, Ikaris, dan Makkari bertemu dengan Eternal muda yang jail dan nakal bernama Sprite.
Sprite mampu menciptakan ilusi sekehendaknya, namun ilusi itu berupa penampakan saja bukan objek real. Dalam masa penghakiman ini peran Sprite tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan Eternal lainnya, namun di masa datang Sprite berperan penting pada kehidupan para Eternal pasca Alpha Day.
Penampakan Host yang masih menjalankan tugasnya di Bumi membuat panik manusia, ukurannya yang besar dan gelagatnya yang dianggap misterius membuat manusia merasa terancam.
Amerika Serikat (AS) mengirimkan tiga agen S.H.I.E.L.D. untuk menyelidikinya langsung ke tempat kejadian perkara di Andes, namun ketiganya menghilang tanpa jejak saat mereka berkonfrontasi dan melemparkan bom plutonium ke arah salah satu Host Celestial yang sedang bertugas.
Host bernama Nezzarr terlihat di Siberia sedang menyusuri jurang, Oneg terlihat di Australia sedang mengumpulkan bebatuan, Hargen Sang Analis kembali terlihat di pegunungan Alpen, Swiss oleh para pendaki gunung, terakhir Eson terlihat di pantai Miami berdiri memaku di laut dekat kapal pesiar.
Eson mendeteksi keberadaan senjata canggih di Lemuria negeri para Deviant yang berada di bawah permukaan laut, seketika itu juga Eson menyelam dan membinasakan kota Lemuria menjadi porak-poranda.
Zuras dibantu Domo sang ilmuwan di kalangan Eternal mencari tahu apa sesungguhnya tujuan para Celestial kali ini. Dengan dibantu alat komunikasi, Zuras berusaha melakukan kontak langsung dengan pemimpin Celestial di dalam pesawat induk, setelah mengetahui tujuan Celestial, Zuras menyadari bahwa kemungkinan besar Bumi akan menghadapi bahaya besar, Zuras memerintahkan agar semua kaum Eternal di segala penjuru negeri berkumpul untuk melakukan ritual Uni-Mind di pegunungan Olympia.
Semua Eternal datang termasuk Paman Ikaris dari Rusia yang bernama Valkin beserta anaknya bernama Druig dan pengikutnya Aginar dan Zarin. Para Eternal tersebut berhasil menghentikan tentara Rusia yang berusaha menghancurkan salah satu Host bernama Nezzar dengan Bom Nuklir. Thena yang saat itu sedang berada di Lemuria pun datang bersama The Reject dan Karkas menuju Olympia.
Peristiwa Uni-Mind begitu fenomenal, pancaran cahaya menyebar ke seluruh negeri memukau manusia yang ada di darat, laut, dan udara.
Uni-Mind membentuk suatu wujud yang belum pernah dikenal sebelumnya, wujud Uni-Mind tersebut melayang dari Pegunungan Andes menuju atmosfer.
Kumpulan pikiran para Eternal bernama Uni-Mind itu menembus atmosfer dan tetap hidup, lalu berusaha untuk berkomunikasi dengan Celestials di luar angkasa tanpa rintangan gelombang elektomagnetik yang ada di Bumi.
Balas Dendam Kaum Deviant
Sementara para Eternal berusaha menyelamatkan Bumi dari kehancuran secara "diplomasi" dengan para Celestial melalui Uni-Mind, kaum Deviant berusaha dengan caranya sendiri.
Di negeri Lemuria, di bawah lautan Selatan Atlantik kaum Deviant yang dipimpin Kro membuat bom raksasa berdaya ledak tinggi untuk menghancurkan para Celestial beserta pesawatnya di luar angkasa.
Bom itu akan diluncurkan dari Bumi menuju luar angkasa yang dikendalikan oleh tiga pilot merangkap astronot. Bom itu akan diaktifkan 500 mil sebelum target. Tugas para astronot itu untuk meningkatkan kecepatan penuh menuju pesawat Celestial lalu meledakannya.
Bukan hanya pesawat Celestial saja yang akan hancur, serpihan bom dan debris pesawat Celestial yang jatuh ke permukaan Bumi akan menghancurkan peradaban manusia, semua akan binasa. Jika berjalan sesuai rencana kaum Deviant akan naik ke permukaan Bumi dan berkuasa kembali seperti dulu.
Bom raksasa itu berhasil diluncurkan bersamaan dengan para astronot dari kaum Manusia yang sedang bertugas menyelidiki pesawat Celestial di luar angkasa. Pesawat luar angkasa asal AS itu tertarik oleh daya gravitasi pesawat Celestial yang sangat besar.
Sementara itu di Pegunungan Olympia seorang Eternal muda bernama Sprite tidak ikut dalam ritual Uni-Mind karena harus bertugas mengamati situasi dan kondisi Bumi. Sprite mengetahui dua peristiwa besar tersebut melalui monitor pengawas.
Sprite meminta bantuan kepada seorang tahanan berjuluk The Forgotten One yang memiliki kekuatan luar biasa, Zuras memenjarakannya karena dinilai terlalu banyak mencampuri urusan manusia.
The Forgotten One mendengar penjelasan dari Sprite dan setuju untuk membantunya, Sprite menggunakan kekuatannya untuk menciptakan pakaian astronot dan mengubah bangunan penjara menjadi pesawat luar angkasa mutakhir yang bisa membawa The Forgotten One ke luar angkasa dengan aman. Singkat cerita The Forgotten One berhasil menyusul Bom Raksasa.
Dengan pengetahuan dan kekuatannya yang sulit diterima akal manusia, pemimpin Celestial dalam pesawat induk mengetahui situasi yang dihadapainya. Dia pun segera bertindak, para Astronot Deviant yang mengendarai bom raksasa dipindahkan ke pesawat angkasa manusia dengan cara teleportasi.
Sementara astronot manusia dipindahkan ke pesawat angkasa milik The Forgotten One dan mendarat di Bumi dengan selamat, sementara The Forgotten One dipindahkan ke dalam bom raksasa.
Ketiga astronot Deviant yang dipindahkan ke pesawat angkasa milik manusia mendarat di atas permukaan laut dalam keadaan hancur, mereka tidak selamat dari benturan yang keras.
The Forgotten One memahami tindakan psikokinesis oleh Celestial ini, malah hal tersebut sesuai dengan keinginannya untuk menghentikan bom raksasa yang akan membinasakan para Celestial dan umat Manusia.
The Forgotten One merusak sumber energi bom raksasa yang penuh dengan radiasi, panas, dan zat mematikan bagi manusia biasa dengan sekuat tenaga.
Sebelum mencapai target bom itu hancur di luar angkasa, upaya kaum Deviant menjadi sia-sia, di antara serpihan bom tubuh The Forgotten One diselamatkan oleh pemimpin Celestial berjuluk The One Above All.
Ledakan bom raksasa maha dahsyat itu berdampak pada Uni-Mind yang sedang melayang di angkasa, gelombangnya sampai ke Bumi dan menimbulkan kerusakan teknis, mobil-mobil tak terkendali, kapal laut melaju sendiri, dan lain-lain.
Wujud Uni-Mind kembali ke Bumi di pegunungan Olympia dan berpencar ke pikiran individu-individu asal. Di tempat lain Ikaris, Sersi, dan Makkari, berniat mengantarkan Margo dan Doctor Holden ke New York.
Dalam perjalanan mereka melihat kerusakan di mana-mana, rupanya kerusakan itu diakibatkan oleh Robot Hulk yang terpapar gelombang Uni-Mind sehingga menjadi hidup dan tidak terkendali.
Ketiga Eternal itu tak sanggup menghadapi Robot Hulk yang kuat perkasa, bahkan setelah dibantu oleh kepolisian setempat mereka tetap tak bisa menghentikan Robot Hulk.
Zuras petinggi Eternals pun turun tangan dan membebaskan Robot Hulk dari paparan energi itu, alih-alih kembali normal Robot Hulk malah semakin beringas dan akibatnya sarkofagus yang menahan makhluk pengendali pikiran bernama Dromedan yang telah dikubur selama berabad-abad jauh di bawah permukaan jalan kota New York hancur secara tak sengaja.
Selain sarkofagus Dromedan ditahan dengan menggunakan helm yang berfungsi menghilangkan kekuatan pikirannya, namun sayang helm itu terlepas.
Ikaris dan Makarri sempat dikendalikan oleh Dromedan sehingga mereka bertempur satu sama lain di luar kehendaknya masing-masing.
Atas saran Zuras Ikaris berhasil melepaskan diri dari pengaruh Dromedan dengan tekad yang kuat, tak lama Sersi datang membantu, akhirnya keempat Eternal itu berhasil mengalahkan Dromedan dengan cara ditembak oleh kekuatan pancaran sinar dari mata Ikaris.
Eternal Jahat
Bukan hanya kaum Deviant dan Manusia saja yang ingin menghancurkan Celestial, kaum Eternal pun ada yang menginginkannya. Eternal ambisius itu bernama Druig sepupu Ikaris asal Rusia.
Dibantu oleh ilmuwannya bernama Sigmar, Druig berhasil mendapatkan informasi melalui rekaman sejarah masa lampau.
Dalam rekaman itu terjadi perselisihan di antara para Celestial, salah satu Celestial yang berselisih dengan Celestial lainnya dimusnahkan, sayangnya alat untuk membunuh Celestial itu tak terekam.
Rupanya yang merekam kejadian itu Sigmar, Druig pun memaksanya untuk membuat replika dari alat yang membunuh Celestial untuk dijadikan senjata.
Karena tak tahan dengan siksaan Druig, Sigmar pun mengaku bahwa senjata pamungkas itu ada dan masih utuh disimpan, namun keberadaannya dirahasiakan oleh Valkin Ayah Druig. Rahasia itu dibagi kepada sepupunya, Ikaris.
Setelah peristiwa Dromedan, Ikaris dan Zuras bekerjasama membantu manusia meneliti para Host Celestial yang masih bertugas untuk mencari jalan keluar dari situasi yang mengancam Bumi. Ikaris dengan kemampuan terbangnya membantu mengamati para Host Celestial dari udara.
Saat melakukan tugasnya Ikaris diculik oleh Druid untuk diinterogasi. Ikaris berusaha menolak, namun makhluk yang digunakan untuk menginterogasi Ikaris berhasil membuat menghilangkan kesadarannya sehingga perilaku Ikaris tidak terkontrol.
Akhirnya Druig mendapatkan petunjuk yang muncul di kening Ikaris berupa simbol piramida.
Ikaris dipenjara dan dijaga Sigmar, sementara Druig menuju ke Piramida tempat senjata pembunuh Celestial berada. Dengan kekuatan pengetahuannya Host Celestial sama-sama menuju Piramida dan berusaha mencegah Druig menggunakan senjata itu.
Druig berhasil mendapatkan senjata pamungkas sebelum Host Celestial sampai di Piramida dan kini dia berada dalam bidikan Druig. Ikaris berhasil meloloskan diri dari penjara dengan kekuatan pancaran matanya.
Ikaris dan Sigmar menuju Piramida untuk mencegah upaya pembunuhan yang akan dilakukan Druig. Begitu Ikaris sampai senjata pamungkas itu berhasil dihancurkan, namun akibatnya energi yang tersimpan dalam senjata itu terpencar dan membinasakan semua benda yang ada di permukaan bumi dan lambat laun menyebar ke segala penjuru arah.
Host Celestial tidak tinggal diam, energi berbahaya itu berhasil diredam dengan pancaran berupa sinar yang keluar dari jari-jarinya.
Host Celestial pun berlalu. Ikari dan Sigmar hanya bisa memandangnya dari kejauhan, tak ada yang bisa mereka lakukan.
Dengan begitu banyak tindakan tak bersahabat terhadap para Celestial yang dilakukan oleh kaum Deviant, Manusia, dan Eternal, Bumi sedang menunggu keputusan dari Arishem pimpinan Celestials di Bumi, akankah Bumi akan binasa dalam kurun waktu 50 tahun yang akan datang?
Kesan
Cerita The Eternals versi Jack Kirby sebanyak kurang lebih 400 halaman ini berakhir menggantung (cliffhanger ending), tidak ada jawaban pasti. Namun bisa dipastikan Bumi selamat, karena Marvel Universe masih berlangsung sampai sekarang, tapi bagaimana? Bagaimana Bumi bisa selamat? Bagaimana nasib Eternals dan Deviant selanjutnya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh Neil Gaiman penulis komik Eternal selanjutnya pada tahun 2006 dan versi Annual karya yang ditulis oleh Fred Van Lente di tahun 2008.
Gaiman membawakan cerita The Eternals dengan baik, pemilihan karakter untuk dijadikan tokoh utama cukup asyik dan tak terduga, enak untuk diikuti, tokoh-tokoh Eternal lama yang luput dari perhatian Jack Kirby atau belum sempat Jack Kirby kembangkan saat itu dihadirkan oleh Gaiman dengan gaya kekinian dan menjadi kunci untuk membuka petualangan baru para Eternal di dunia Marvel di masa datang.
Detail-detail yang luput dari versi Kirby sedikit banyak dijelaskan di versi Gaiman ini, sehingga bisa memberikan pemahaman dan perspektif baru bagi pembaca lama di era Jack Kirby. Prinsip-prinsip lama dan sejarah singkat di era Kirby diulas dengan baik untuk pembaca baru.
Keterlibatan tokoh-tokoh Marvel lainnya cukup intens, bukan sekadar pelengkap atau kail untuk menggaet pembaca baru. Dan yang utama humor! Faktor ini yang jarang ditemukan di komik The Eternals versi Jack Kirby sehingga membacanya pun bisa santai dan lebih menghibur.
Sekilas cerita penghakiman Bumi oleh makhluk asing ini mengingatkan kita pada film "The Day The Earth Stood Still" (versi original tahun 1951 bukan versi adaptasi tahun 2008), bisa jadi Jack Kirby terinspirasi dari film tersebut, mengingat film itu bisa dibilang generasi awal yang mengusung tema tersebut, walau pun dalam acknowledgment-nya Marvel menyebut pengaruh itu datang dari buku berjudul "Chariots of the Gods?" karya Erich von Däniken.
Sejak Marvel mengumumkan film The Eternals jadi penasaran apakah akan dibuat mirip-mirip film "The Day The Earth Stood Still" dengan dibumbui tema Superhero? Akankah lebih baik? Sejauh mana keautentikan film tersebut dengan versi komiknya? Yang jelas pasti ada perbedaan, secara casting perannya saja sudah beda, sebagai contoh di versi komik Makkari, Ajak, dan Sprite seorang laki-laki tapi di versi film jadi perempuan, see?
Bagaimana pun para fans sebaiknya bersiap akan hal ini, bisa jadi bagus seperti film-film Marvel sebelumnya, bisa jadi meh juga sih ya, kalau saya lumayan antusias walau pun agak mengganjal karena rumornya di film itu disisipkan ideologi bertentangan dengan masyarakat Indonesia, you know, seperti yang ada di film "The Avengers End Game"? Ya semoga penyampaiannya tak begitu gamblang sehingga kita bisa mengesampingkannya lah ya.....Kita tunggu saja!
Doctor Damian memutuskan untuk tinggal dan meneliti tentang kebudayaan Inca lebih lanjut bersama Ajak, sementara Margo dan Ikaris mengamankan diri dari para Deviant menuju New York. Di sana mereka bertemu dengan Eternal lain bernama Sersi yang lebih senang tinggal bersama dengan manusia. Ikaris menitipkan Margo pada Sersi untuk diberi perlindungan terhadap serangan yang akan dilakukan oleh para Deviant.
Serangan pasukan Deviant. |
New York. |
Sersi dan Margo dijadikan tawanan oleh Kro. Bala bantuan pun datang, pimpinan tertinggi Eternal bernama Zuras mengirim putrinya bernama Thena dan Makkari sebagai utusan untuk membantu mengamankan situasi di kota New York.
Kro dan pasukannya kalah. |
Serangan para Deviant tersebut menjadi fenomena bagi warga New York dan menjadi sensasi di berbagai negara melalui media.
Para Eternal dan Deviant yang selama ini sembunyi dan terlanjur menampakkan diri berusaha menjelaskan eksistensi masing-masing kepada umat manusia yang diwakili oleh mediator bernama Doctor Samuel Holden seorang ahli anthropology terkenal. Hal itu dilakukan untuk menghindari kepanikan, kesalahpahaman, dan perselisihan selama ini.
Doctor Samuel Holden. |
Lalu Jemiah Celestial hijau yang bertugas mempelajarinya. Tefral Celestial yang mampu mendeteksi keberadaan semua kehidupan di Bumi walau sekecil apa pun itu. Semua penampakan tersebut membuat para penghuni Bumi reaktif.
The Fourth Host
Kunjungan Celestials ini dibagi menjadi empat tahap, masing-masing tahapan disebut Host, Host pertama dilakukan pada saat satu planet (Bumi) hanya dihuni oleh makhluk purba, jika mereka menemukan makhluk yang serupa dirinya maka dilakukanlah eksperimen.
Para Celestial. |
Host Ketiga berupa Inspeksi dan Budidaya, kurang lebih seribu tahun lalu bangsa Inca mengalami tahap ini dan menganggap kunjungan mereka sebagai Dewa yang turun dari langit.
Kaum Eternal yang terdiri dari Zuras (bangsa Inca menyebutnya sebagai RedBeard) dan Ajak membantu menjelaskan serta memberikan pemahaman tentang para Celestial kepada bangsa Inca di Pegunungan Andes. Kejadian itu telah lama berlalu, manusia modern menganggapnya sebagai tahayul.
Host Keempat saat para Celestial mengamati makhluk yang berhasil bertahan hidup dari awal eksperimen lalu menilai perkembangan perilakunya dari zaman dahulu sampai saat ini dan memutuskan untuk melakukan tindakan selanjutnya terhadap semua makhluk hasil dari eksperimennya selama ini, tahap itu disebut "The Day of Alpha".
Semua tahapan itu berlaku untuk semua planet yang dikunjungi oleh para Celestial, di tahap akhir ini grup Celestial yang menangani planet tertentu berkumpul dan mengirimkan pesan hasil penelitian mereka ke pesawatnya di luar angkasa dan menunggu respon dari pesawat induk berupa kilatan seperti sinar laser raksasa beraneka ragam diiringi suara menggelegar yang sanggup menggetarkan jiwa bagi orang yang melihatnya.
Setelah menerima pesan dari pesawat induk, para Host yang telah menunaikan tugasnya menghilang dari Bumi, kecuali pemimpin mereka yaitu Arishem yang tetap tinggal di Bumi selama 50 tahun sampai putusan "The Day of Alpha" diberlakukan. Apabila Bumi selama 50 tahun tersebut masih "kacau" dan tidak sesuai dengan apa yang para Celestial harapkan mereka akan membinasakannya. Masa penungguan itu bisa dibilang sebagai Masa Penghakiman Bumi.
Panik di Bumi
The Reject, Karkas, dan Thena. |
Peristiwa tersebut mempertemukan Thena dengan seorang Deviant petarung tangguh tak terkalahkan yang wujudnya persis manusia dia dijuluki The Reject dan seorang Deviant merah berwujud monster namun baik hati bernama Karkas.
Ketiganya kelak akan membantu manusia menghadapi kekacauan yang disebabkan oleh kaum Eternal jahat dan para Deviant.
Semantara itu Ikaris tetap menjalin hubungan baik dengan manusia melalui Margo dan Doctor Samuel, mereka diundang ke tempat tinggal kaum Eternal di puncak gunung tertinggi bernama Olympia.
Dalam perjalanannya Margo, Ikaris, dan Makkari bertemu dengan Eternal muda yang jail dan nakal bernama Sprite.
Hargen di Alpen. |
Penampakan Host yang masih menjalankan tugasnya di Bumi membuat panik manusia, ukurannya yang besar dan gelagatnya yang dianggap misterius membuat manusia merasa terancam.
Amerika Serikat (AS) mengirimkan tiga agen S.H.I.E.L.D. untuk menyelidikinya langsung ke tempat kejadian perkara di Andes, namun ketiganya menghilang tanpa jejak saat mereka berkonfrontasi dan melemparkan bom plutonium ke arah salah satu Host Celestial yang sedang bertugas.
Oneg di Australia. |
Eson mendeteksi keberadaan senjata canggih di Lemuria negeri para Deviant yang berada di bawah permukaan laut, seketika itu juga Eson menyelam dan membinasakan kota Lemuria menjadi porak-poranda.
Eson menyerang Lumeria di bawah tahun. |
Zuras dibantu Domo sang ilmuwan di kalangan Eternal mencari tahu apa sesungguhnya tujuan para Celestial kali ini. Dengan dibantu alat komunikasi, Zuras berusaha melakukan kontak langsung dengan pemimpin Celestial di dalam pesawat induk, setelah mengetahui tujuan Celestial, Zuras menyadari bahwa kemungkinan besar Bumi akan menghadapi bahaya besar, Zuras memerintahkan agar semua kaum Eternal di segala penjuru negeri berkumpul untuk melakukan ritual Uni-Mind di pegunungan Olympia.
Domo dan Zuras. |
Uni-Mind. |
Uni-Mind membentuk suatu wujud yang belum pernah dikenal sebelumnya, wujud Uni-Mind tersebut melayang dari Pegunungan Andes menuju atmosfer.
Kumpulan pikiran para Eternal bernama Uni-Mind itu menembus atmosfer dan tetap hidup, lalu berusaha untuk berkomunikasi dengan Celestials di luar angkasa tanpa rintangan gelombang elektomagnetik yang ada di Bumi.
Balas Dendam Kaum Deviant
Sprite. |
Di negeri Lemuria, di bawah lautan Selatan Atlantik kaum Deviant yang dipimpin Kro membuat bom raksasa berdaya ledak tinggi untuk menghancurkan para Celestial beserta pesawatnya di luar angkasa.
The Forgotten One. |
Bukan hanya pesawat Celestial saja yang akan hancur, serpihan bom dan debris pesawat Celestial yang jatuh ke permukaan Bumi akan menghancurkan peradaban manusia, semua akan binasa. Jika berjalan sesuai rencana kaum Deviant akan naik ke permukaan Bumi dan berkuasa kembali seperti dulu.
Bom raksasa itu berhasil diluncurkan bersamaan dengan para astronot dari kaum Manusia yang sedang bertugas menyelidiki pesawat Celestial di luar angkasa. Pesawat luar angkasa asal AS itu tertarik oleh daya gravitasi pesawat Celestial yang sangat besar.
Sementara itu di Pegunungan Olympia seorang Eternal muda bernama Sprite tidak ikut dalam ritual Uni-Mind karena harus bertugas mengamati situasi dan kondisi Bumi. Sprite mengetahui dua peristiwa besar tersebut melalui monitor pengawas.
Sprite meminta bantuan kepada seorang tahanan berjuluk The Forgotten One yang memiliki kekuatan luar biasa, Zuras memenjarakannya karena dinilai terlalu banyak mencampuri urusan manusia.
The Forgotten One mendengar penjelasan dari Sprite dan setuju untuk membantunya, Sprite menggunakan kekuatannya untuk menciptakan pakaian astronot dan mengubah bangunan penjara menjadi pesawat luar angkasa mutakhir yang bisa membawa The Forgotten One ke luar angkasa dengan aman. Singkat cerita The Forgotten One berhasil menyusul Bom Raksasa.
Atas: Pesawat AS, tengah: Bom Deviant, bawah: The Forgotten One. |
Sementara astronot manusia dipindahkan ke pesawat angkasa milik The Forgotten One dan mendarat di Bumi dengan selamat, sementara The Forgotten One dipindahkan ke dalam bom raksasa.
Ketiga astronot Deviant yang dipindahkan ke pesawat angkasa milik manusia mendarat di atas permukaan laut dalam keadaan hancur, mereka tidak selamat dari benturan yang keras.
The Forgotten One memahami tindakan psikokinesis oleh Celestial ini, malah hal tersebut sesuai dengan keinginannya untuk menghentikan bom raksasa yang akan membinasakan para Celestial dan umat Manusia.
The Forgotten One merusak sumber energi bom raksasa yang penuh dengan radiasi, panas, dan zat mematikan bagi manusia biasa dengan sekuat tenaga.
Robot Hulk. |
Ledakan bom raksasa maha dahsyat itu berdampak pada Uni-Mind yang sedang melayang di angkasa, gelombangnya sampai ke Bumi dan menimbulkan kerusakan teknis, mobil-mobil tak terkendali, kapal laut melaju sendiri, dan lain-lain.
Wujud Uni-Mind kembali ke Bumi di pegunungan Olympia dan berpencar ke pikiran individu-individu asal. Di tempat lain Ikaris, Sersi, dan Makkari, berniat mengantarkan Margo dan Doctor Holden ke New York.
Makkari vs Ikaris. |
Ketiga Eternal itu tak sanggup menghadapi Robot Hulk yang kuat perkasa, bahkan setelah dibantu oleh kepolisian setempat mereka tetap tak bisa menghentikan Robot Hulk.
Zuras petinggi Eternals pun turun tangan dan membebaskan Robot Hulk dari paparan energi itu, alih-alih kembali normal Robot Hulk malah semakin beringas dan akibatnya sarkofagus yang menahan makhluk pengendali pikiran bernama Dromedan yang telah dikubur selama berabad-abad jauh di bawah permukaan jalan kota New York hancur secara tak sengaja.
Dromedan. |
Ikaris dan Makarri sempat dikendalikan oleh Dromedan sehingga mereka bertempur satu sama lain di luar kehendaknya masing-masing.
Atas saran Zuras Ikaris berhasil melepaskan diri dari pengaruh Dromedan dengan tekad yang kuat, tak lama Sersi datang membantu, akhirnya keempat Eternal itu berhasil mengalahkan Dromedan dengan cara ditembak oleh kekuatan pancaran sinar dari mata Ikaris.
Eternal Jahat
Bukan hanya kaum Deviant dan Manusia saja yang ingin menghancurkan Celestial, kaum Eternal pun ada yang menginginkannya. Eternal ambisius itu bernama Druig sepupu Ikaris asal Rusia.
Dibantu oleh ilmuwannya bernama Sigmar, Druig berhasil mendapatkan informasi melalui rekaman sejarah masa lampau.
Dalam rekaman itu terjadi perselisihan di antara para Celestial, salah satu Celestial yang berselisih dengan Celestial lainnya dimusnahkan, sayangnya alat untuk membunuh Celestial itu tak terekam.
Druig, Ikaris, dan Sigmar. |
Karena tak tahan dengan siksaan Druig, Sigmar pun mengaku bahwa senjata pamungkas itu ada dan masih utuh disimpan, namun keberadaannya dirahasiakan oleh Valkin Ayah Druig. Rahasia itu dibagi kepada sepupunya, Ikaris.
Setelah peristiwa Dromedan, Ikaris dan Zuras bekerjasama membantu manusia meneliti para Host Celestial yang masih bertugas untuk mencari jalan keluar dari situasi yang mengancam Bumi. Ikaris dengan kemampuan terbangnya membantu mengamati para Host Celestial dari udara.
Senjata pembunuh Celestial. |
Akhirnya Druig mendapatkan petunjuk yang muncul di kening Ikaris berupa simbol piramida.
Ikaris dipenjara dan dijaga Sigmar, sementara Druig menuju ke Piramida tempat senjata pembunuh Celestial berada. Dengan kekuatan pengetahuannya Host Celestial sama-sama menuju Piramida dan berusaha mencegah Druig menggunakan senjata itu.
Druig berhasil mendapatkan senjata pamungkas sebelum Host Celestial sampai di Piramida dan kini dia berada dalam bidikan Druig. Ikaris berhasil meloloskan diri dari penjara dengan kekuatan pancaran matanya.
Celestial berhasil selamat. |
Host Celestial tidak tinggal diam, energi berbahaya itu berhasil diredam dengan pancaran berupa sinar yang keluar dari jari-jarinya.
Host Celestial pun berlalu. Ikari dan Sigmar hanya bisa memandangnya dari kejauhan, tak ada yang bisa mereka lakukan.
Dengan begitu banyak tindakan tak bersahabat terhadap para Celestial yang dilakukan oleh kaum Deviant, Manusia, dan Eternal, Bumi sedang menunggu keputusan dari Arishem pimpinan Celestials di Bumi, akankah Bumi akan binasa dalam kurun waktu 50 tahun yang akan datang?
Kesan
Cerita The Eternals versi Jack Kirby sebanyak kurang lebih 400 halaman ini berakhir menggantung (cliffhanger ending), tidak ada jawaban pasti. Namun bisa dipastikan Bumi selamat, karena Marvel Universe masih berlangsung sampai sekarang, tapi bagaimana? Bagaimana Bumi bisa selamat? Bagaimana nasib Eternals dan Deviant selanjutnya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh Neil Gaiman penulis komik Eternal selanjutnya pada tahun 2006 dan versi Annual karya yang ditulis oleh Fred Van Lente di tahun 2008.
Gaiman membawakan cerita The Eternals dengan baik, pemilihan karakter untuk dijadikan tokoh utama cukup asyik dan tak terduga, enak untuk diikuti, tokoh-tokoh Eternal lama yang luput dari perhatian Jack Kirby atau belum sempat Jack Kirby kembangkan saat itu dihadirkan oleh Gaiman dengan gaya kekinian dan menjadi kunci untuk membuka petualangan baru para Eternal di dunia Marvel di masa datang.
Detail-detail yang luput dari versi Kirby sedikit banyak dijelaskan di versi Gaiman ini, sehingga bisa memberikan pemahaman dan perspektif baru bagi pembaca lama di era Jack Kirby. Prinsip-prinsip lama dan sejarah singkat di era Kirby diulas dengan baik untuk pembaca baru.
Keterlibatan tokoh-tokoh Marvel lainnya cukup intens, bukan sekadar pelengkap atau kail untuk menggaet pembaca baru. Dan yang utama humor! Faktor ini yang jarang ditemukan di komik The Eternals versi Jack Kirby sehingga membacanya pun bisa santai dan lebih menghibur.
Sekilas cerita penghakiman Bumi oleh makhluk asing ini mengingatkan kita pada film "The Day The Earth Stood Still" (versi original tahun 1951 bukan versi adaptasi tahun 2008), bisa jadi Jack Kirby terinspirasi dari film tersebut, mengingat film itu bisa dibilang generasi awal yang mengusung tema tersebut, walau pun dalam acknowledgment-nya Marvel menyebut pengaruh itu datang dari buku berjudul "Chariots of the Gods?" karya Erich von Däniken.
Makkari, Thena, Sersi, Ikaris, Margo, dan Kro. |
Sejak Marvel mengumumkan film The Eternals jadi penasaran apakah akan dibuat mirip-mirip film "The Day The Earth Stood Still" dengan dibumbui tema Superhero? Akankah lebih baik? Sejauh mana keautentikan film tersebut dengan versi komiknya? Yang jelas pasti ada perbedaan, secara casting perannya saja sudah beda, sebagai contoh di versi komik Makkari, Ajak, dan Sprite seorang laki-laki tapi di versi film jadi perempuan, see?
Bagaimana pun para fans sebaiknya bersiap akan hal ini, bisa jadi bagus seperti film-film Marvel sebelumnya, bisa jadi meh juga sih ya, kalau saya lumayan antusias walau pun agak mengganjal karena rumornya di film itu disisipkan ideologi bertentangan dengan masyarakat Indonesia, you know, seperti yang ada di film "The Avengers End Game"? Ya semoga penyampaiannya tak begitu gamblang sehingga kita bisa mengesampingkannya lah ya.....Kita tunggu saja!
No comments:
Post a Comment